Skip to main content

Pembelajaran pencegahan kebakaran dan restorasi gambut berbasis masyarakat


Masyarakat global menghadapi tiga masalah besar, yaitu ketersediaan dan akses pangan, kemiskinan dan kerusakan lingkungan, termasuk gambut. Sebanyak 822 juta penduduk dunia menderita kelaparan kronis dan sekitar dua milyar orang mengalami defisiensi gizi (FAO 2019), sekitar tujuh juta hektar hutan dunia mengalami deforestasi setiap tahunnya (FAO 2016) dan suhu global bumi yang terus memanas yang akan mencapai empat derajat celcius pada akhir abad 21 (World Bank 2012). Kita berpacu dengan waktu untuk memperbaiki keadaan ini, baik pada tingkat global, nasional dan lokal. Ilmuwan, pegiat dan praktisi sedunia sedang berkontribusi terhadap penyelesaian masalah pangan, kemiskinan dan perbaikan lingkungan. Pertanyaannya, bagaimana itu bisa dilakukan secara efisien dan efektif? Kelestarian hutan, gambut dan lingkungan menjadi harapan banyak pihak, yang selalu disampaikan oleh pemerintah, masyarakat, pegiat lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan pemerhati hutan di seluruh Indonesia dan dunia. Namun demikian deforestasi terus terjadi dengan luasan 0,5 juta ha per tahun. Bencana kebakaran dan asap tahun 2015 dengan kerugian ratusan trilyun rupiah berlanjut sampai saat ini. Bencana hidrometeorologis yang terus melanda serta konflik gajah dan manusia adalah contoh- contoh tata kelola (governance) hutan dan lingkungan yang belum baik.




More on this